Senin, 13 Februari 2012

Koleksi Lagu Pance Pondaag

Pance Frans Pondaag (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 18 Februari 1951 – meninggal di Jakarta, 3 Juni 2010 pada umur 59 tahun), seorang penyanyi sekaligus Pencipta lagu yang dikenal dengan suaranya yang khas.

Pada tahun 1980-an Pance mengorbitkan penyanyi-penyanyi seperti Dian Piesesha, Maya Rumantir dan Meriam Bellina. Di rumahnya ia mendirikan studio "Flower Sound". Di tahun 1978 Hetty Koes Endang menyayikan lagu ciptaannya "Lahir Lagi Satu" meraih juara 1 Tingkat Nasional.

 Setelah diserang penyakit stroke dalam kurun waktu yang cukup panjang, pencipta lagu yang paling populer di era 80-an Pance Pondaag dipanggil sang pencipta sore ini pukul 17.00 lebih, dan disemayamkan di rumah duka Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara.
Para penggemar lagu pop terutama dari era 80an, pastilah mengenal nama Pance dan karya-karyanya. Di era 80-an itu, Pance benar-benar menjadi hits maker. Lagu ciptaannya seperti Tak Ingin Sendiri yang sekaligus membubungkan nama Dian Piesesha dan banyak lagi dinyanyikan Meriam Bellina, Ria Angelina dan beberapa nama artis yang berada di bawah naungan JK (Judhi Kristianto) Records. Pada masa itu, nama Pance selalu bersaing-saing dengan nama pencipta lain seperti Rinto Harahap, Obbie Messakh untuk pop, sementara Deddy Dores muncul sebagai pencipta pop rock.
Di masa hidupnya, Pance adalah pencipta lagu yang produktif dan selalu low profile. Ada masa dia jor-joran sebagai pencipta lagu industri, tapi menjelang sakit beberapa tahun silam, dia juga begitu aktif menyanyi (suara khasnya adalah suara melengking) di gereja-gereja.
Berita duka ini pertama didapat kasakusuk dari bos JK Records, Judhi Kristianto, yang sampai akhir hayatnya terus memberi perhatian kepada Pance. Terakhir Pance dibawa berobat ke daerah Jawa Timur.
Nasib berkata lain. Di usianya yang ke-59 tahun (kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan, 18 Februari 1951), Pance akhirnya menutup mata untuk selamanya. Selamat jalan sahabat. Dunia musik pop Indonesia kehilanganmu.

Berikut beberapa lagu Pance Pondaag :










Koleksi Lagu Black Brothers Indonesia


Black Brothers pada awal terbentuknya disebut-sebut sebagai grup musik rock. Maka atas prakarsa sekumpulan mahasiswa Papua yang ada di Jakarta, pada 28 Desember 1976 di Istora Senayan Jakarta, Black Brothers di-duel meet-kan dengan grup SAS, asal Surabaya yang kala itu memang sedang melejit sebagai rock trio tangguh selain Superkid, Bandung. Yang patut dicungi jempol kepada grup ini, yaitu mereka cukup percaya diri dengan membawakan lagu ciptaan sendiri bertajuk Huambello sebagai lagu pembuka dengan lirik berbahasa Papua dan diaransir dengan warna musik hardrock yang cukup kental.
Kekuatan lirik dan aransemen musik Black Brothers cukup mengundang simpati masyarakat pencinta musik Indonesia, baik melalui rekaman maupun dalam tampilan di panggung, membuat sang manajer Andy Ayamiseba mendapat inspirasi baru. Untuk menggebrak pentas-pentas pertunjukan dalam warna rock, ia tetap mempertahankan nama Black Brothers sebagai grup musik panggung. Sedangkan untuk memainkan musik-musik entertainment diberbagai klab malam di belahan kota Jakarta, ia mencomot beberapa musisi asal Papua lainnya untuk membentuk grup baru. Tak heran tawaran untuk pentas-pentas live semakin meningkat. Apalagi ketika dalam suatu acara pertunjukan musik di Gelora Saparua, Bandung pada akhir Januari 1977, grup ini ditampilkan bersama grup rock tuan rumah, Freedom yang dimotori oleh rocker kawakan Soleh Soegiarto dan grup Bani Adam,yang belum lama terbentuk dengan vokalis Faried Hardja.
Di sini Black Brothers sudah mulai mengurangi dominasi unsur-unsur musik tiup (horn section) untuk lebih berkonsentrasi ke warna musik rock yang mereka mainkan. David Bethay, sang vokalis Black Brothers, berhasil memancing kepuasan penonton dengan lagu Huambello yang pernah mereka tampilkan sewaktu bersama grup SAS di Jakarta sebelumnya. Dengan mengenakan kostum tradisionil koteka, para personel Black Brothers terlihat sangat alami sekali untuk ukuran kostum suatu grup rock dalam pertunjukan musik.
Sukses dengan album perdana, mereka pun meneruskan rekaman album kedua lewat musik yang lebih beragam dengan judul album Hari Kiamat. Album kedua ini pun menuai sukses, seperti album pertama, terlebih lagi mereka memasukkan lagu tradisionil Huambello dalam album ini. Begitu seterusnya sampai album-album berikutnya , semuanya mereka kerjakan di bawah label Irama Tara.

Berikut Bebepara lagu Black Brothers Indonesia :





Jumat, 10 Februari 2012

Koleksi Lagu Benyamin Sueb

Benyamin Sueb (1939 - 1995) lahir di Kemayoran, 5 Maret 1939. Benyamin Sueb memang sosok panutan. Kesuksesan di dunia musik dan film membuat namanya semakin melambung. Lebih dari 75 album musik dan 53 judul film yang ia bintangi adalah bukti keseriusannya di bidang hiburan tersebut.

Dalam dunia musik, Bang Ben (begitu ia kerap disapa) adalah seorang seniman yang berjasa dalam mengembangkan seni tradisional Betawi, khususnya kesenian Gambang Kromong. Lewat kesenian itu pula nama Benyamin semakin popular. Beliau menikah dengan Nonnie pada tahun 1959 (kemudian bercerai pada tanggal 7 Juli 1979 namun rujuk kembali pada tahun yang sama).

Tahun 1960, presiden pertama Indonesia, Soekarno, melarang diputarnya lagu-lagu asing di Indonesia. Pelarangan tersebut ternyata tidak menghambat karir musik Benyamin, malahan kebalikannya. Dengan kecerdikannya, Bang Ben menyuguhkan musik Gambang Kromong yang dipadu dengan unsur modern.

Kesuksesan dalam dunia musik diawali dengan bergabungnya Benyamin dengan satu grup Naga Mustika. Grup yang berdomisili di sekitar Cengkareng inilah yang kemudian mengantarkan nama Benyamin sebagai salah satu penyanyi terkenal di Indonesia.
Selain Benyamin, kelompok musik ini juga merekrut Ida Royani untuk berduet dengan Benyamin. Dalam perkembangannya, duet Benyamin dan Ida Royani menjadi duet penyanyi paling popular pada zamannya di Indonesia. Bahkan lagu-lagu yang mereka bawakan menjadi tenar dan meraih sukses besar. Sampai-sampai Lilis Suryani salah satu penyanyi yang terkenal saat itu tersaingi.

Orkes Gambang Kromong Naga Mustika dilandasi dengan konsep musik Gambang Kromong Modern. Unsur-unsur musik modern seperti organ, gitar listrik, dan bass, dipadu dengan alat musik tradisional seperti gambang, gendang, kecrek, gong serta suling bambu.
Setelah Orde Lama tumbang, yang ditandai dengan munculnya Soeharto sebagai presiden kedua, musik Gambang Kromong semakin memperlihatkan jatidirinya. Lagu seperti Si Jampang (1969) sukses di pasaran, dilanjutkan dengan lagu Ondel-Ondel (1971).
Lagu-lagu lainnya juga mulai digemari. Tidak hanya oleh masyarakat Betawi tetapi juga Indonesia. Kompor Mleduk, Tukang Garem, dan Nyai Dasimah adalah sederetan lagunya yang laris di pasaran.

Terlebih setelah Bang Ben berduet dengan Bing Slamet lewat lagu Nonton Bioskop, nama Benyamin menjadi jaminan kesuksesan lagu yang akan ia bawakan. Setelah Ida Royani hijrah ke Malaysia tahun 1972, Bang Ben mencari pasangan duetnya. Ia menggaet Inneke Koesoemawati dan berhasil merilis beberapa album, di antaranya "Nenamu" dengan tembang andalan seperti Djanda Kembang, Semut Djepang, Sekretaris, Penganten Baru dan Pelajan Toko.

Lewat popularitas di dunia musik, Benyamin mendapatkan kesempatan untuk main film. Kesempatan itu tidak disia-siakan. Beberapa filmnya, seperti Banteng Betawi (1971), Biang Kerok (1972), Intan Berduri serta Si Doel Anak Modern (1976) yang disutradari Syumanjaya, semakin mengangkat ketenarannya. Dalam Intan Berduri, Benyamin mendapatkan piala Citra sebagai Pemeran Utama Terbaik.

Pada akhir hayatnya, Benyamin juga masih bersentuhan dengan dunia panggung hiburan. Selain main sinetron/film televisi (Mat Beken dan Si Doel Anak Sekolahan) ia masih merilis album terakhirnya dengan grup Gambang Kromong Al-Hajj bersama Keenan Nasution. Lagu seperti Biang Kerok serta Dingin-dingin menjadi andalan album tersebut.
Benyamin yang telah tiga kali menunaikan ibadah haji ini meninggal dunia seusai main sepakbola pada tanggal 5 September 1995, akibat serangan jantung.

Berikut beberapa lagu Benyamin Sueb :




Kamis, 09 Februari 2012

Koleksi Lagu Iwan Fals

Iwan Fals adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda sekaligus maestro musik di Indonesia. Ia bernama lengkap Virgiawan Listanto, lahir di Jakarta, 3 September 1961. Dari sejak kelas 1 SMP, saya sudah mengagumi Iwan Fals, mengagumi lagu-lagunya. Saya banyak belajar tentang hidup dari lirik-liriknya, saya belajar kritis dan peduli pada lingkungan sekitar dari pesan lagu-lagunya. Selain membuat saya mudah tafakur, musik Iwan kerapkali membuat saya terhibur, cita rasa musik yang unik. Mendengar dan menghayati lagu dalam album-album Iwan, saya seperti mencumbu ilmu di ruang sekolah dan berjalan diantara bertumpuk potret-potret sosial dalam tikungan-tikungan sejarah. Dalam album-albumnya, adakalanya saya tenggelam dalam tembang untuk mengenang, adakalanya saya diajak menukik dalam deru musik yang penuh kritik, terkadang hening, lincah dan penuh gelisah.
Di dalam lirik-liriknya yang unik, cantik, menggelitik, penuh kritik, di sanalah kerapkali pengalaman dan pemikiran saya terwakili. Lewat lagu-lagunya, Iwan mengajari saya mencintai alam dan orang-orang lemah, orang-orang kalah. Saya adalah salah satu orang dari ribuan pengagumnya di seluruh nusantara ini. Saya adalah salah satu pengagumnya yang tetap ingin berdoa semoga Iwan Fals terus berkarya dan tak henti memberi inspirasi bagi kita, bagi Indonesia…

Berikut beberapa lagu Iwan Fals :















Koleksi Lagu Utha Likumahuwa

Doa Putra Ebal Johan Likumahuwa atau yang dikenal dengan nama Utha Likumahuwa (lahir di Ambon, Maluku, 1 Agustus 1955). Utha menikah dengan Debbi Farida Likumahuwa dan dikaruniai dua anak, Inne Likumahuwa dan Abraham Likumahuwa. Setelah lama malang melintang di dunia hiburan, Utha Likumahua tutup usia di usia 56 tahun di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta, Selasa, 13 September 2011.

Penyanyi yang terkenal dengan lagu Esok Kan Masih Ada tersebut sempat terbaring koma di Rumah Sakit Santa Maria Pekanbaru pada 26 Juni 2011. Ia dilarikan ke rumah sakit karena kadar gula dan darah tingginya naik drastis hingga menyerang jantung.

Lebih dari 30 tahun menekuni dunia tarik suara, kata “profesionalitas” bukan hal aneh dalam kamus Utha Likumahua. Utha sangat mencintai profesinya dan selalu berusaha menjadi yang terbaik.

Berikut beberapa tembang Utha Likumahuwa :


 Utha - Esok kan masih ada

Wajahmu kupandang dengan gemas
Mengapa air mata slalu ada di pipiku
Hai nona manis biarkanlah bumi berputar
Menurut kehendak yang kuasa

Apalah artinya sebuah derita
Bila kau yakin itu pasti akan berlalu
Hai nona manis biarkanlah bumi berputar
Menurut kehendak yang kuasa

Tuhan pun tau hidup ini sangat berat
Tapi takdir pun tak mungkin slalu sama
Coba-coba lah tinggalkan sejenak anganmu
Esok kan masih ada .. esok kan masih ada


Dengan hentakan irama dalam lagu
Ia mengambil selangkah ke arahku
Hampir ku tak tertahan Ruanganpun seakan
Meledak apabila disentuh

Seakan ombak yang marah goyangannya
Seperti api membara nyala tubuhnya
Oh apalah dayaku tak lamapun kujatuh
Di dalam keramaian suasana

Ke puncak asmara
Seakan diriku terbawa
Setiap langkah smakin mendekati
Puncak asmara .. wo...


Janganlah beri padanya
Uuh.. seluruh cintamu
Kata ibuku sekedar menjaga diri
Iih.. bila berpisah
Siapa yang tahu

Lelaki atau wanita
Hei hei... diberi hati
Semakin menjadi
Rupanya nasihat Ibu
Di zaman ini masih berlaku

Beri setengah saja cintamu
Tak lebih dan tak kurang padanya
Belum pasti antara kau dan dia
Akan abadi selamanya
Beri setengah saja

Tahukah kita berada
Oh.. Kota Jakarta
Yang sungguh bebas
Kasihku hanya berlaku
Hingga bertemu kuncup yang baru


Masihkah ada satu sesal di hati
Waktu semua berlalu
Masihkah ada rindu mungkin tersisa
Di balik kenyataan rasa

Yakinkan langkah diri
Cari yang terbaik untukmu
Membiru kata hatiku bernyanyi di dalam rindu

Meski alur jiwaku menyentuh rasa sayang yang hampa
Mungkin memang takdir kutak berdaya menggapai asa
Janganlah semudah itu semuanya berlalu
Masihkah akan tercipta satu angan dan rasa

Aku tahu gejolak hasrat jiwa Oh
Kau dan aku satu dalam cinta


Suatu kisah mesra
Daku dengan dia
Terpaut usia antara kita berdua
Asmara hanya impian

Suka duka kita
Daku takkan lupa
Segala yang ada hanya untuk dirimu
Yang termanis dan tercinta
Entah kelak

Daku tetap menanti
Walau ku harus sendiri dalam sepi
Daku masih mengharap dirimu
Aku tetap cinta



Untuk apa lagi kita harus berjumpa
Bila masih saja saling menyakiti
Untuk apa kita saling simpan rindu
Pertanda masih ada cinta...oh

Marilah lupakan dan saling memaafkan
Bersatu kembali dalam jalin kasih
Bukankah pernah terucap janji berdua
Tak kan pernah kita berpisah

Tak kan ada keinginanku
Untuk meninggalkan dirimu
Walau sampai kapan cintaku
Slalu saja untuk dirimu

Tak kan ada maksud hatiku
Memiliki cinta yang lain
Walau sampai kapan cintaku
Slalu saja untuk dirimu

Marilah lupakan dan saling memaafkan
Bersatu kembali dalam jalin kasih
Bukankah pernah terucap janji berdua
Takkan pernah kita berpisah

Maafkanlah kekasih bila menyakitimu
Percayalah kekasih kuingin bersamamu
Dalam suka dan duka


 Hari-hari sepi kulalui
tanpa berarti
Tanpa kau di sini
Tiada lagi terasa indah

Apa mungkin kudapat pertahankan
Rasa hatiku seperti ini
Sedangkan kau tiada pernah kembali
Semenjak cinta kita berdua telah usai

Tak dapatkah kita
Mengulangi cerita indah
Di antara kita, masihkah ada rasa cinta
Semestinya tak perlu kita berpisah
Untuk selamanya
Kalau saja kita saling mengalah
Dan kita saling tahu
Untuk sama-sama mengerti

Oh kasihku
Kau jangan pergi dulu
Oh kasihku
Tunggu masih ada waktu
Sekali lagi untuk benahi tali cinta
Sekali lagi untuk ciptakan hari yang indah


Mana mungkin terjadi
Mana mungkin terjadi
Terpadu cinta kita berdua

Mana mungkin kudapat
Mana mungkin kau dapat
Diriku dan dirimu menjadi satu

Kau ada yang memiliki
Aku ada yang memiliki
Walau kita masih saling menyayangi
Kau disana, aku disini
Satu rasa dalam hati
Namun hanya kau yang kusayangi
Mungkinkah terjadi

Oo adakah mentari pagi
Datang menyinari diri
Katakanlah haruskah cinta mesti terbagi

Manakah mungkin kudapat
Manakah mungkin kaudapat
Terpadu cinta kita berdua, ooh

Kau ada yang memiliki
Aku ada yang memiliki
Walau kita masih saling menyayangi
Kau disana, aku disini
Satu rasa dalam hati
Namun hanya kau yang kusayangi
Mungkinkah terjadi

Kau ada yang memiliki
Aku ada yang memiliki
Walau kita masih saling menyayangi
Kau disana, aku disini
Satu rasa dalam hati
Namun hanya kau yang kusayangi
Mungkinkah terjadi

Kau ada yang memiliki
Aku ada yang memiliki
Walau kita masih saling menyayangi
Kau disana, aku disini
Satu rasa dalam hati
Namun hanya kau yang kusayangi
Mungkinkah terjadi


Segala yang pernah terjadi di antara kita
Merupakan suatu lembaran kisah kehidupan
Yang bahagia oh...

Kuingin tetap mengenangnya
Kuingin semua kan terulang
Walau hanya sejenak kita bertemu
Saling pandang dalam diam
Dan tersenyum seperti dulu .. (oh kekasihku)

Kini kau terasa jauh menghilang
Menembus malam di batas alam khayalku
Seakan tak mampu kuraih lagi dirimu
Cintaku kau pergi

Bersama sejuta anganku
Bersama sejuta rinduku
Walau ternyata itu yang terbaik
Bagi kita berdua